Tragedi di Rumpin: Siswi SMK Tewas Terlindas Truk Tambang, Potret Buram Keamanan Jalan di Wilayah Tambang

Bogor — Suasana duka menyelimuti wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berusia 17 tahun tewas dalam kecelakaan tragis setelah terlindas sebuah truk tambang saat hendak berangkat sekolah pada Jumat pagi, 16 Mei 2025.

Insiden ini memicu keprihatinan mendalam dari masyarakat setempat, orang tua murid, dan para aktivis keselamatan jalan. Wilayah Rumpin yang dikenal sebagai kawasan dengan lalu lintas kendaraan berat tambang dinilai sudah lama menjadi zona rawan kecelakaan, terutama bagi pelajar dan pengendara roda dua.

Kronologi Kejadian

Menurut laporan dari Polres Bogor dan saksi mata di lokasi kejadian, korban yang berinisial RA tengah mengendarai sepeda motor menuju sekolah sekitar pukul 06.30 pagi. Saat melintasi jalan utama di Kampung Sawah, korban mencoba menyalip sebuah truk tambang di jalan sempit dan berlubang.

Sayangnya, saat mendahului dari sisi kanan, korban kehilangan kendali dan terjatuh. Dalam waktu singkat, roda belakang truk menabrak dan melindas tubuh korban. Korban tewas seketika di tempat dengan luka berat di bagian kepala dan dada.

Lokasi Rawan dan Minim Pengawasan

Jalanan di sekitar lokasi kejadian dikenal sebagai jalur lalu lintas truk tambang yang padat setiap pagi hingga sore hari. Kendaraan berat berlalu lalang mengangkut material tambang seperti pasir, batu, dan tanah dari area-area galian C yang tersebar di wilayah Rumpin, Parungpanjang, dan sekitarnya.

Faktor-faktor yang memperparah kondisi jalur ini antara lain:

  • Jalan berlubang dan sempit

  • Tidak ada trotoar atau jalur khusus motor

  • Minim rambu lalu lintas dan penerangan

  • Tidak ada petugas yang berjaga di jam sibuk sekolah

Korban: Siswi Rajin yang Bersemangat Sekolah

RA, yang masih duduk di bangku kelas 11 jurusan Tata Busana di salah satu SMK negeri di Rumpin, dikenal sebagai siswi yang rajin dan berdedikasi. Seorang guru yang enggan disebut namanya mengatakan:

“Dia anak baik, aktif, dan punya semangat besar untuk belajar. Kami sangat kehilangan.”

Kabar duka ini membuat keluarga korban terpukul. Jenazah RA telah dimakamkan pada hari yang sama dengan iringan air mata keluarga dan teman-temannya.

Reaksi Warga dan Desakan Perubahan

Tragedi ini bukan yang pertama terjadi di wilayah tambang Bogor. Dalam lima tahun terakhir, belasan kasus kecelakaan serupa tercatat melibatkan kendaraan tambang dan pengendara motor, sebagian besar di antaranya adalah pelajar atau warga yang tidak memiliki alternatif jalur aman.

Pasca kejadian, warga setempat menggelar aksi spontan di jalan dengan membentangkan poster bertuliskan:

  • “Stop Truk Tambang Lewat Jam Sekolah!”

  • “Kami Butuh Jalan Aman!”

  • “Anak Kami Bukan Korban Jalan Tambang!”

Tokoh masyarakat dan LSM juga turut menuntut:

  1. Penertiban jam operasional truk tambang

  2. Perbaikan infrastruktur jalan di wilayah tambang

  3. Pembuatan jalur khusus pelajar dan sepeda motor

  4. Penempatan petugas pengatur lalu lintas di jam sibuk

Tindak Lanjut dan Investigasi

Pihak kepolisian telah menahan sopir truk tambang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Menurut Kasat Lantas Polres Bogor, truk tersebut memiliki kelengkapan surat tetapi akan diperiksa lebih lanjut terkait kecepatan, rem, dan jarak pandang saat kejadian.

Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor juga menyatakan akan segera meninjau ulang jalur operasional truk tambang dan kemungkinan menerapkan pembatasan jam melintas, khususnya saat jam masuk dan pulang sekolah.

Refleksi Sosial: Infrastruktur dan Keselamatan Anak Bangsa

Tragedi seperti yang menimpa RA menyoroti ketimpangan pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah industri dan tambang. Di satu sisi, daerah-daerah ini menjadi penggerak ekonomi karena hasil tambang. Namun di sisi lain, warga lokal kerap menjadi korban dampak buruknya, terutama dalam hal keselamatan jalan, pencemaran udara, dan ketenangan hidup.

Peristiwa ini semestinya menjadi momentum bagi pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat untuk berkolaborasi menjaga keselamatan anak-anak dan pelajar, terutama di jalur-jalur padat kendaraan berat.

Penutup: Sebuah Nyawa Tak Bisa Diganti

Kematian seorang siswi muda bukan hanya kehilangan bagi keluarganya, tapi juga cambuk bagi sistem yang belum sepenuhnya menjamin keselamatan publik. Di tengah pembangunan dan perputaran ekonomi, keselamatan manusia — terutama generasi muda — harus menjadi prioritas utama.

Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir. Jalan yang rusak bisa diperbaiki, peraturan bisa diperketat. Tapi nyawa yang telah hilang tidak bisa dikembalikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *