Pada akhir Mei 2025, sebuah tragedi mengguncang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Longsor besar terjadi di lokasi tambang batu alam Gunung Kuda, Kecamatan Pasaleman, yang menyebabkan 17 orang tewas, dan beberapa lainnya luka-luka serta hilang. Peristiwa ini terjadi saat para pekerja sedang melakukan aktivitas penambangan di lereng bukit yang terjal.
Menurut saksi mata dan laporan awal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), longsor terjadi secara tiba-tiba setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak malam sebelumnya. Tanah yang labil dan tidak adanya sistem pengamanan lereng yang memadai ditengarai sebagai penyebab utama longsoran.
Kondisi di Lokasi Kejadian
Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan dikerahkan ke lokasi. Proses evakuasi sempat mengalami kesulitan karena:
-
Lokasi tambang yang terjal dan sempit.
-
Cuaca yang masih tidak menentu.
-
Banyaknya material longsoran berupa batu besar dan lumpur.
Sejumlah alat berat dikerahkan untuk membantu evakuasi korban yang tertimbun. Proses pencarian masih berlangsung karena dikhawatirkan masih ada korban lain yang belum ditemukan.
Korban dan Respons Pemerintah
Hingga saat ini, 17 korban dinyatakan meninggal dunia, terdiri dari para penambang lokal. Beberapa lainnya dirawat di rumah sakit akibat luka berat maupun trauma.
Pemerintah Kabupaten Cirebon menyampaikan belasungkawa dan menyatakan akan menanggung biaya pemakaman serta pengobatan para korban. Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menyelidiki izin operasional tambang tersebut.
Isu Izin dan Keamanan Tambang
Tragedi ini memunculkan kembali sorotan terhadap keamanan kerja di tambang rakyat dan tambang yang beroperasi semi-formal. Beberapa temuan awal menyebutkan:
-
Tambang tersebut diduga belum memiliki sistem pemantauan geologi dan mitigasi longsor yang memadai.
-
Beberapa penambang bekerja tanpa alat pelindung diri (APD).
-
Aktivitas tambang berada di zona rawan bencana, terutama saat musim hujan.
Kementerian ESDM dan pihak kepolisian berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tambang-tambang rakyat yang ada di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
Seruan dan Harapan Masyarakat
Pasca kejadian, banyak warga dan aktivis lingkungan menyerukan:
-
Pengawasan ketat terhadap tambang ilegal dan semi-formal.
-
Peningkatan standar keselamatan kerja.
-
Edukasi dan pelatihan bagi para pekerja tambang tentang mitigasi risiko bencana.
Tokoh masyarakat setempat menyatakan bahwa meski tambang memberi penghasilan bagi warga, keamanan dan nyawa harus menjadi prioritas utama.
Penutup: Duka dan Tanggung Jawab Bersama
Longsor di tambang Gunung Kuda bukan sekadar bencana alam, tetapi peringatan keras tentang pentingnya keselamatan kerja dan pengelolaan tambang yang bertanggung jawab. Tragedi ini menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Cirebon secara keseluruhan.
Kini saatnya bagi pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk bersatu dalam mengupayakan keselamatan di sektor tambang. Tragedi ini tidak boleh terulang. Nyawa manusia terlalu berharga untuk dipertaruhkan demi keuntungan sesaat.