Pada akhir Mei 2025, Rusia melancarkan serangan udara paling masif sejak awal invasi ke Ukraina. Dalam serangan tersebut, lebih dari 360 unit senjata udara taktis—terdiri dari ratusan drone kamikaze dan puluhan rudal jarak jauh—diluncurkan secara simultan ke berbagai kota besar di Ukraina, termasuk Kyiv, Lviv, Kharkiv, dan Dnipro.
Intensitas Serangan Belum Pernah Terjadi
Serangan ini mencatat rekor baru dalam konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. Sebanyak 298 drone dan 69 rudal dikerahkan dalam waktu kurang dari 24 jam. Target utama meliputi infrastruktur sipil, fasilitas industri, pembangkit listrik, serta permukiman padat penduduk.
Banyak serangan terjadi pada malam hari, memanfaatkan kegelapan untuk menyulitkan deteksi oleh sistem pertahanan udara. Serangan ini dinilai sebagai unjuk kekuatan sekaligus upaya strategis untuk menggoyahkan ketahanan energi dan logistik Ukraina menjelang musim panas.
Dampak Korban dan Kerusakan
Dalam laporan awal, sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 60 lainnya luka-luka, termasuk anak-anak. Banyak bangunan hancur atau rusak berat, termasuk apartemen warga sipil, pabrik, dan jaringan distribusi listrik.
Di beberapa wilayah, warga harus mengungsi ke bunker bawah tanah. Layanan darurat dan tim medis kewalahan menangani dampak dari kehancuran infrastruktur, serta gelombang pengungsi dadakan dari zona serangan.
Respons Militer Ukraina
Militer Ukraina mengklaim berhasil menjatuhkan sebagian besar dari drone dan rudal yang ditembakkan. Sistem pertahanan udara, termasuk unit anti-rudal dan drone interception, beroperasi hampir tanpa henti. Namun, jumlah total serangan yang begitu besar membuat beberapa sistem kewalahan, memungkinkan sebagian proyektil menembus pertahanan dan menghantam target.
Serangan ini dianggap sebagai salah satu tes terbesar terhadap kapasitas pertahanan udara Ukraina sejak konflik dimulai.
Reaksi Politik dan Global
Pemerintah Ukraina menyebut serangan ini sebagai bentuk agresi yang sangat brutal dan menuntut tanggapan keras dari dunia internasional. Seruan untuk penambahan sanksi terhadap Rusia kembali menggema, seiring desakan agar negara-negara pendukung segera mempercepat pengiriman bantuan militer dan teknologi pertahanan.
Serangan juga terjadi dalam konteks politik global yang semakin memanas. Hubungan antara kekuatan besar dunia terkait konflik ini semakin tegang, dan serangan udara ini memperburuk persepsi terhadap kemungkinan penyelesaian damai dalam waktu dekat.
Eskalasi yang Mengkhawatirkan
Penggunaan besar-besaran drone dan rudal dalam jumlah sedemikian banyak menunjukkan bahwa Rusia masih memiliki kapasitas militer yang kuat, sekaligus menandai pergeseran taktik dari perang darat ke perang udara intensif. Beberapa pengamat menilai serangan ini sebagai uji coba terhadap efektivitas drone dan rudal presisi dalam konflik modern.
Bagi Ukraina, serangan ini menjadi pengingat bahwa konflik masih jauh dari selesai, dan tekanan terhadap pertahanan serta moral rakyat terus berlanjut. Dalam waktu dekat, Ukraina diperkirakan akan meningkatkan permintaan bantuan pertahanan dari negara-negara sekutunya.