Nissan Motor Co Ltd dikabarkan hendak melakukan pemutusan hubungan kerja ( PHK ) terhadap lebih dari 10. 000 karyawan di seluruh dunia. Dikutip dari Kompas. com( 12/ 5/ 2025), langkah Nissan PHK global ini adalah bagian dari rekonstruksi besar- besaran industri, menyusul penjualan Nissan turun di pasar utama semacam Cina serta Amerika Serikat( AS).
Dengan kebijakan ini, total pengurangan energi kerja Nissan menggapai hampir 20.000 orang, setara 15 persen dari total karyawan industri global. Meski begitu, sampai saat ini, Nissan belum membagikan statement formal.
Produsen mobil terbanyak ketiga di Jepang itu mengumumkan mengumumkan laporan keuangan tahun novel yang berakhir Maret 2025 pada Selasa( 13/ 5/ 2025). Sebelumnya, Nissan telah memperkirakan kemampuan kerugian bersih sebesar 700–750 miliyar yen, ataupun setara dengan Rp70,7 triliun–Rp75,8 triliun (dengan asumsi kurs Rp101 per yen), akibat pembebanan penyusutan nilai peninggalan( biaya penurunan nilai).
Kinerja Nissan terus melemah akibat kegagalan menjajaki tren peningkatan permintaan mobil hybrid di AS, dan tidak mampu mempertahankan keunggulan dini di segmen kendaraan listrik. Di Cina, pasar otomotif terbanyak di dunia, penjualan Nissan lesu serta kehabisan pangsa pasar. Untuk suatu kondisi, Nissan berencana meluncurkan dekat 10 model baru dalam sebagian tahun mendatang.
Ivan Espinosa, yang bulan kemudian mengambil alih Makoto Uchida sebagai CEO, saat ini mengetuai upaya restrukturisasi operasional industri. Ivan lebih dahulu menyampaikan kalau Nissan tengah memikirkan berbagai langkah bonus untuk membetulkan keadaan keuangan industri.
Pada bulan November 2024, Nissan mengumumkan rencana pengurangan sebanyak 9.000 karyawan dan penyusutan kapasitas penciptaan global sebesar 20 persen. Tidak hanya itu, Nissan sudah memutuskan untuk menutup pabriknya di Thailand pada Juni 2025, dan berencana menutup 2 pabrik lain yang lokasinya belum dibeberkan.
Pada Jumat minggu kemudian, industri pula membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai 1,1 miliyar dolar AS di Pulau Kyushu, Jepang. Semula, proyek ini dijadwalkan memperoleh sokongan subsidi dari pemerintah.
Tantangan yang terus dialami membuat Nissan wajib mengisyaratkan keuntungan sebanyak 4 kali selama tahun fiskal yang baru saja berakhir. Dahulu kala, Nissan serta Honda pernah menjajaki merger senilai Rp 981 triliun. Tetapi, konvensi itu kandas pada dini 2025 karena perbandingan visi bisnis serta
ketidaksepakatan soal struktur kepemimpinan pascamerger.